Rabu, 30 November 2011

TEKNIK LABORATORIUM ASYIK

1. CAWAN PETRI




Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri (Anonim, 2009). Cawan petri juga dapat digunakan untuk melihat perkecambahan benih atau untuk mengobservasi hewan kecil (York High School Elmhurst Illinois, 2000). Cawan petri dapat digunakan untuk mengkultur bakteri ataupun sebagai display lingkungan tertutup bagi insekta dan pembenihan tanaman. Cawan petri ini terbuat dari polistiren bening dan steri

Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Cawan Petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877, yaitu Julius Richard Petri (1852–1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman.


Kegunaan

Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri. Selain itu juga sering sekali untuk menjaga sterilitas saat kultur jaringan.


2. OBJEK GLASS


3. COVER GLASS



4. TABUNG REAKSI BESAR

5. TABUNG REAKSI KECIL


Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba alam bentuk media tegak atau miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap di atasnya dan diikat (Anonim, 2009). Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi.Tabung reaksi yang disterilkan di dalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil (Taiyeb, 2001).

6. VOLUMETRIK



Pipet Volumetrik
Ciri-ciri :
o Jarak antar skala rapat
o Meruncing di bagian ujung
o Menggunakan karet hisap dalam menggunakannya
Fungsi :
o Untuk mengambil dan memindahkan zat cair

7. LABU UKUR




Alat ini dipakai untuk membuat larutan standar dengan volume tertentu misalnya 10, 25, 50 mL. Jangan gunakan beaker glass untuk membuat larutan standar sebab labu ukur lebih presisi.
Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher ).
Sebelum menggunakan instrumen ini, labu ukur harus dicuci terlebih dahulu. Lebih baik menggunakan sabun agar zat – zat yang tidak dibutuhkan dapat terlarut dan akhirnya terbuang. Dalam keadaan bagaimanapun, labu ukur yang kering sangatlah baik untuk digunakan.
Dalam rangka melakukan kerja rutin di laboratorium, tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian yang paling ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan, dan karenanya harus diencerkan. Proses pengenceran melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut tambahan untuk memberikan volume akhir yang lebih besar. Selama proses ini, banyak mol yang dalam larutan tetap, dan hanya volumenya yang bertambah. Fakta ini mebentuk dasar untuk mengerjakan soal yang mebahas pengenceran. Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan suatu larutan dengan molaritas tertentu:
• Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu volumetri ( labu ukur ).
• Ditambahkan air suling.
• Campuran digoyang melingkar ( diolek ) untuk melarutkan zat terlarut
• Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan air dengan hati – hati sampai volume permukaan cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu.
• Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam
c. Kalibrasi Labu ukur 100 ml
• 1) Mengambil aquadest dengan menggunakan pipet volume 25 ml
• 2) Memindahkan aquades dari pipet volume tersebut ke dalam labu ukur 100 ml sesuai prosedur yang baik dan benar
• 3) Melakukan kegiatan 1 dan 2 sebanyak 4 kali
• 4) Membersihkan labu ukur bagian atas dengan garis tera dengan menggunakan kertas saring.
• 5) Mengamati miniskus bawah berimpitan dengan garis tera atau tidak. Jika melebihi atau kurang dari garis tera maka memberi garis tanda tera baru dengan menggunakan sepidol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar